Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Ta’ala dengan
sesempurna bentuk. Allah Ta’ala berfirman yang artinya :
“ Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya” (QS. At-Tin: 4).
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan manusia yang lain
untuk melangsungkan kehidupannya di muka bumi ini, dengan kata lain manusia
adalah makhluk yang bersifat sosial membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Di dalam kehidupan bermasyarakat seseorang
sudah pasti memiliki teman, baik dalam bermain, berkerja, maupun yang
lainnya. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teman merupakan sebuah
elemen penting yang sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang.
Islam sebagai agama yang sempurna telah
mengatur adab dan batasan-batasan di dalam pergaulan. Sebab betapa besar dampak
yang akan menimpa seseorang jikalau ia berteman dengan orang yang salah, begitu
pula sebaliknya betapa banyak manfaat yang dapat dipetik jikalau seseorang
berteman dengan orang yang shalih.
Sungguh kita melihat kondisi di lapangan
betapa banyak orang yang terjerumus dalam kubangan dosa dan maksiat hanya
disebabkan salah memilih teman bergaul. Sebaliknya betapa banyak orang yang
mendapatkan hidayah dari Allah Ta’ala disebabkan ia berteman
dengan orang-orang yang shalih. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda
: “ Perumpamaan teman duduk yang baik dengan teman duduk yang
buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Adapun penjual
minyak wangi tidak akan melewatkanmu , baik engkau akan membelinya maupun
engkau tidak membelinya, engkau pasti akan mendapatkan aroma yang harum ,
sementara pandai besi ia akan membakar bajumu atau engkau akan mendapatkan bau
yang tidak enak.” (Muttafaq ‘alaih).
Berdasarkan hadits diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bergaul dengan teman yang shalih, kita akan memiliki dua kemungkinan yang kedua-duanya itu baik, yaitu: kita akan menjadi orang yang baik atau kita akan memperoleh kebaikan yang dilakukan teman shalih tersebut. Adapun jikalau kita berteman dengan teman yang buruk,kita akan memiliki dua kemungkinan juga. Namun dua kemungkinan tersebut kedua-duanya buruk, yaitu: kita akan menjadi orang yang buruk atau kita akan memperoleh keburukan yang dilakukan teman tersebut.
Pilih-pilih teman dalam bergaul
Seseorang sangat menginginkan memiliki banyak
teman bergaul ,sehingga ia tidak merasa kesunyian. Dan kita ketahui bersama
tidak seluruh manusia dapat kita jadikan teman bergaul, karena manusia ada yang
baik dan ada yang buruk. Maka dari itu pilihlah teman yang baik dalam bergaul ,
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan
barometer seseorang itu baik atau buruk dalam agamanya dinilai dari teman
bergaulnya. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat
menganjurkan kepada kita agar memilah dan memilih dengan siapa kita bergaul.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ Seseorang
dinilai berdasarkan agama temannya, maka hendaknya seseorang diantara
kamu melihat dengan siapa dia bergaul.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At- Tirmidzi,
dan Hakim dengan sanad yang saling menguatkan, dan dihasankan oleh
Al-Albani).
Seorang penyair arab bersenandung yang artinya:
“ Janganlah tanya tentang seseorang, tapi tanyalah tentang temannya
sebab seseorang akan mengikuti kelakuan temannya
jikalau engkau berada di sebuah masyarakat, maka temanilah orang yang terbaik diantara mereka.
Dan janganlah berteman dengan orang yang hina niscaya engkau akan menjadi hina bersama orang-orang yang hina.”
“ Janganlah tanya tentang seseorang, tapi tanyalah tentang temannya
sebab seseorang akan mengikuti kelakuan temannya
jikalau engkau berada di sebuah masyarakat, maka temanilah orang yang terbaik diantara mereka.
Dan janganlah berteman dengan orang yang hina niscaya engkau akan menjadi hina bersama orang-orang yang hina.”
Sunnguh indah perkataan Imam
Al-Barbahari rahimahullah dalam kitabnya Syarhus
sunnah yang menyebutkan: “ waspadalah-waspadalah!! Terhadap
orang yang sezaman denganmu, lihatlah siapa teman dudukmu, dari siapa kamu
mendengarkan, dan siapa teman bergaulmu. Karena sesungguhnya manusia berada di
dalam kesesatan kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Ta’ala.
Jangan menyesal wahai sobat
Teman
sangat berpengaruh dalam kehidupan kita, baik di dunia ini maupun di akhirat
kelak. Seorang teman dapat menjadikan kita baik dan ada pula teman yang dapat
menjadikan kita buruk. Maka dari itu jangan sampai kita menyesal di hari
akhirat kelak dikarenakan salah dalam memilih teman bergaul. Kita menjadikan
teman yang buruk sebagai sahabat sehingga dengan bujuk rayu dan pengaruhnya
kita tergelincir jatuh kedalam lembah kenistaan dan kemaksiatan kepada Sang
Pencipta alam semesta ini. Marilah kita renungkan firman Allah Ta’ala yang
artinya : “ Dan ingatlah hari ketika orang-orang zhalimmenggigit dua
tangannya seraya berkata: aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama
Rasul, kecelakaan besar bagiku! Kiranya dulu aku tidak mengambil si fulan
sebagai teman akrabku. Sesungguhnya ia telah menyesatkan aku dari Al-Quran
sesudah Al-Quran itu datang kepadaku. Dan setan itu selalu memalingkan manusia
dari kebenaran dan menyeru kepada kebatilan.” (Qs. Al-Furqan: 27-29).
Lihatlah bagaimana Allah Ta’ala menggambarkan
seseorang yang telah menjadikan orang-orang fasik dan pelaku maksiat
sebagai teman-temannya di dunia, sehingga menyesatkan mereka dari Jalan yang
Allah ridhai, dan di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak
berguna lagi baginya, karena di akhirat adalah hari hisab bukan amal sedangkan
di dunia adalah hari amal tanpa hisab.
Berteman dengan orang yang shalih
Orang-orang yang shalih yang bermanhaj dan
beraqidah Ahlus sunnah wal Jama’ah sangat layak kita jadikan
sebagai sahabat bukan untuk kita jauhi dan kita benci, karena merekalah
sebaik-baik teman dan sebaik-baik persahabatan. Tatkala kita melakukan
kesalahan merekalah yang senantiasa menasehati kita untuk segera kembali
kejalan-Nya. Adapun persahabatan selain itu adalah persahabatan yang semu. Maha
benar AllahTa’ala yang telah menyebutkan dalam kitab-Nya yang
artinya: “ Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi
sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS.Az- Zukhruf:
67).
Saya akan menutup tulisan saya ini dengan apa yang
dinasehatkan oleh seorang bijak tentang hakikat seorang teman:
Saudaraku!, sahabat sejatimu adalah yang
selalu mendorongmu untuk berbuat kebaikan dan mencegahmu dari berbuat
kejelekan, walaupun engkau jauh dan engkau tidak bergaul dengannya dan musuh
sejatimu adalah orang yang mendorongmu untuk berbuat kejelekan dan tidak
mencegahmu dari berbuat dosa, walaupun ia dekat denganmu dan engkau selalu
bergaul dengannya.
Semoga Allah Ta’ala selalu
memberi taufiq kepada kita dan menyelamatkan kita dari kejelekan lingkungan dan
pergaulan serta menganugrahkan kepada kita lingkungan dan pergaulan yang
mendorong kita untuk selalu taat kepada Allah Ta’ala dan
Rasul-Nya.
amiin Ya Rabbal ‘Alamiin
Allahul muaffiq ila aqwamith thariq (Khaidir)
amiin Ya Rabbal ‘Alamiin
Allahul muaffiq ila aqwamith thariq (Khaidir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar